Rabu, 29 Desember 2021

Freemartin Syndrome pada Sapi

 


            

    Freemartin syndrome merupakan kelainan genetiK yang sering ditemukan pada sapi,  dan kurang umum pada spesies lain. Freemartin adalah abnormalitas kembar jantan dan betina.  Kelahiran kembar pedet jantan dan betina pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami  abnormalitas yang disebut dengan freemartin. Abnormalitas ini terjadi pada fase organogenesis  (pembentukan organ dari embrio di dalam kandungan). Organ sapi betina freemartin tidak  berkembang (ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ jantan (glandula vesikularis).  Akibat Nya sapi betina tampak kejantanan, seperti tumbuh rambut kasar di sekitar vulva dan  pinggul ramping dengan hymen persisten serta sapi betina biasanya majir.  



    Testis dari fetus kembar yang jantan berkembang lebih dulu daripada ovarium dari  kawan kembar yang betina sehingga hormone androgen dihasilkan lebih dahulu. Sementara  itu, pada ternak sapi yang bunting kembar, selalu terjadi pertautan antara selaput fetus yang  satu dengan selaput fetus yang lain, disertai dengan adanya anastomosis (penyatuan) pembuluh 

    darah dari kedua fetus. Akibatnya terjadi percampuran darah antara kedua fetus jantan dan  betina, hormone androgen dari fetus jantan akan masuk ke dalam tubuh fetus betina. Hormone  jantan ini menghambat pertumbuhan alat kelamin betina sehingga alat kelamin betina tidak  tumbuh secara wajar, tetapi tetap kecil keadaanya sampai dewasa.  

    Vagina pendek, kecil dan pada ujung depannya buntu merupakan gejala klinis yang  paling sering terjadi di sapi muda freemartin. Tes panjang vagina (Vaginal-length) berguna  untuk mengidentifikasi freemartin: di sapi muda yang normal kurang dari satu bulan, panjang 

    vagina adalah 13-15 cm sementara pada sapi muda freemartins biasanya panjang hanya 5-8  cm. Pada sapi dewasa, panjang vagina yang normal adalah sekitar 30 cm, sedangkan di  freemartins dewasa itu hanya 8-10 cm. Gejala klinis lainnya adalah adanya rambut vulva  panjang dan kasar, vulva berukuran kecil, klitoris berkembang menjadi lebih besar sehingga  hewan saat urinasi menyembur ke atas, serviks tidak tumbuh secara normal, dan ukuran uterus  kecil seperti pita, sedangkan tuba falopi tidak teraba. Ovarium sangat kecil sehingga berupa  penebalan jaringan.  

    Kelainan freemartin biasanya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik (pengujian  melalui golongan darah atau karyotyping bisa dilakukan tetapi akan menjadi beban tambahan  biaya bagi peternak). Tes SCE juga telah digunakan untuk mendeteksi stabilitas genom pada manusia dan spesies hewan ternak utama seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.  Diagnosis freemartin dengan deteksi seks kromosom chimerism di 100 sel per hewan. Kurang  lebih 50 dan 35 sel per hewan diperiksa dari kultur normal (untuk mendeteksi aneuploid,  kerenggangan, kromatid patah, kromosom patah dan ber fragmen-fragmen) dan melakukan uji  SCE. Semua kepingan metaphase diamati di bawah mikroskop fluoresensi, yang diambil  dengan kamera, ditransfer ke PC dan kemudian diolah menggunakan software analisis  cytogeneticists. 

    Kejadian sapi freemartin merupakan cacat bawaan yang tidak dapat diobati. Jika  mendapatkan kelahiran dengan jenis kelamin berbeda, langkah yang sebaiknya diambil adalah  sapi dara yang lahir kembar bersama dengan sapi jantan harus dicurigai sebagai sapi steril dan  dilakukan identifikasi sedini mungkin untuk tidak memasukkannya dalam kelompok calon  indukan. Sapi betina ini bisa dilakukan penggemukan secara intensif untuk kemudian  dilakukan penyembelihan dan peternak tidak melakukan perkawinan terhadap sapi tersebut.  


source : http://news.unair.ac.id/2021/12/28/freemartin-syndrome-pada-sapi/

Selasa, 21 Desember 2021

KISTA OVARIUM

         Kista ovarium merupakan kondisi adanya kista yang berisi cairan pada ovarium. Ovarian cyst, cystic ovary, cystic ovarian degeneration, “cystic cows”, dan Cystic ovarian disease (COD) merupakan kejadian yang ditandai dengan ovarium yang membesar, keras dan folikel anovulasi. Kista ovarium merupakan salah satu penyebab utama efisiensi reproduksi yang buruk dan kerugian ekonomi dalam peternakan sapi. Efek negatif pada reproduksi sapi terdiri dari peningkatan interval waktu melahirkan ke fase estrus sehingga memperlambat hewan untuk kawin. Keadaan ini ditandai dengan folikel anovulatori permanen yang besar dalam ovarium akibat kontrol neuroendokrin yang tidak tepat pada jalur estrus ritmik dan ovulasi. Tidak adanya korpus luteum merupakan ciri khas terpenting kista ovarium. Kerusakan mekanisme neuroendokrin yang mengendalikan ovulasi 7 sehingga mengganggu siklus estrus. Kista merupakan salah satu kelainan yang dapat terjadi pada ovarium. Pada sapi, COD umumnya terjadi pada sapi perah namun dapat pula terjadi pada sapi pedaging betina (Brito dan Palmer, 2004; Naglis, 2019). Ada beberapa jenis kista yang bisa ditemukan di ovarium sapi yang bisa berdampak signifikan pada efisiensi reproduksi hewan yaitu kista folikel, kista luteal, dan corpora lutea kistik (Rosenberg, 2010).

 a. Kista Folikuler/Folikel

Gambar 3. Kista folikel pada ovarium (Karim et al, 2017)

        Kista ovarium folikuler adalah kista yang berkembang ketika satu atau lebih folikel gagal untuk berovulasi dan selanjutnya tidak mengalami regresi tetap mempertahankan pertumbuhan dan steroidogenesis. Kista ovarium didefinisikan sebagai struktur seperti folikel, ada pada satu atau kedua ovarium, dengan diameter minimal 2,5 cm selama minimal sepuluh hari tanpa adanya jaringan luteal (Vanholder et al, 2006). Sedangkan menurut Rosenberg (2010), kista folikel ovarium sebagai struktur folikel apa pun di ovarium jika tidak ada jaringan luteal, lebih besar dari ukuran folikel normal, yang bertahan untuk waktu yang lama dan mempengaruhi siklus estrus hewan. Kista folikel adalah struktur anovulatori sehingga selama kista tersebut bertahan, sapi akan tetap tidak subur. Kista folikel, jika dibandingkan dengan kondisi kistik ovarium lainnya, ditandai dengan dinding tipis dan menghasilkan progesteron dalam jumlah yang sangat sedikit. Terkadang, kondisi persisten dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron, menyebabkan beberapa sapi menunjukkan sifat agresif dan maskulin perilaku seksual. Salah satu penjelasan yang diajukan untuk perkembangan kista folikel adalah bahwa umpan balik positif dari estradiol pada pelepasan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) disusupi. Ini tidak akan mengganggu kemampuan kelenjar pituitari melepaskan hormon luteinizing (LH) pada hewan kistik, tetapi fungsi keseluruhan dari hipotalamus. Aksis hipofisis 8 ovarium akan diubah, dan lonjakan LH provulasi yang biasanya menginduksi ovulasi tidak terjadi. Pada hewan kistik, meskipun terjadi kegagalan ovulasi oleh pra-ovulasi. Lonjakan hormon perangsang folikel (FSH) akan terjadi, dan dalam kondisi rendah konsentrasi progesteron dan konsentrasi LH yang tinggi, akan menyebabkan folikel dominan tumbuh ke ukuran yang lebih besar. Folikel yang terlalu besar ini disebut kista folikel, yang berproduksi tinggi konsentrasi estradiol dan inhibin, menyebabkan keterlambatan penggantian folikel dan bertanggung jawab untuk kondisi kistik yang persisten.

b. Kista Luteal



Gambar 4. Kista luteal pada ovarium (Karim et al, 2017).

        Kista luteal adalah folikel matang yang gagal mengalami ovulasi namun mengalami luteinisasi oleh tingginya hormon LH. Karena berbeda tingkatan luteinisasi, kista luteal teraba lebih kenyal/tidak sepadat korpus luteum. Gejala yang ditimbulkan adalah terjadi anestrus. Pada pemeriksaan per rektal teraba ovarium berdiameter lebih dari 2,5 cm, biasanya ditemukan dalam jumlah tunggal, permukaan halus, dinding tebal, jika ditekan kenyal (Bearden et al, 2004). Dicitrakan secara ultrasonografi dengan rongga tengah anechoic dibatasi oleh dinding yang tampak jelas (2-5 mm) dari jaringan luteinized yang dicitrakan berada di luar permukaan ovarium (Kumar dan Purohit, 2009). Kista luteal terjadi saat sel dari kista folikel (granulosa dan teka) menjadi luteinisasi dan mulai memproduksi progesteron. Insiden kista luteal meningkat seiring bertambahnya usia dan paling sering menyerang sapi dengan produksi susu yang tinggi (Rosenberg, 2010).

sumber

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/5394/2/C024192006_skripsi%201-2.pdf





Sabtu, 04 Desember 2021

CARA MEMBEDAKAN DAGING BABI DAN SAPI

Belakangan ini, kerap marak oknum yang mencampur atau mengoplos daging sapi dengan daging babi. Oleh karena itu Moms wajib tahu perbedaan daging sapi dan babi. Dengan begini Moms bisa terhindar dari daging babi yang merupakan salah satu makanan yang dianggap haram bagi umat Islam.

Daging sapi adalah salah satu sumber protein dan mineral yang sangat baik untuk kesehatan.

Jika diolah dan disembelih dengan benar, daging sapi adalah makanan halal yang sangat lezat.

Daging merah seperti daging sapi juga kaya vitamin, mineral, antioksidan dan berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Daging yang banyak dijual di pasaran adalah daging sapi, kambing, hingga babi dan mereka biasanya diperjualbelikan secara terpisah.

Sayangnya, ada sajaoknum tidak bertanggung jawab yang mencoba mencari keuntungan dengan mencampur daging sapi dengan daging babi atau bahkan daging celeng.

Untuk itu, mengetahui perbedaan daging sapi dan babi mencegah Moms terjebak.

Jangan khawatir ya Moms, ada sejumlah cara untuk mengenali daging sapi dan babi.

Umumnya dua jenis daging ini serupa, tetapi jika memerhatikannya dengan saksama, Moms akan mengetahui sendiri perbedaan daging sapi dan babi.

Supaya Moms bisa lebih waspada, berikut ini adalah beberapa perbedaan daging sapi dan babi:

1. Warna



                                                Foto: Orami Photo Stock

Jika dilihat dari warna yang dimiliki, daging sapi umumnya memiliki warna yang merah tua yang segar.

Sementara itu, daging babi cenderung memiliki warna merah yang lebih pucat.

Jika diperhatikan lebih detail lagi, warna daging babi juga mirip dengan daging ayam.

Selain itu, oleh oknum pengoplos daging, biasanya mereka kerap merendam daging babi ke dalam darah sapi atau zat pewarna lainnya.

Jadi, untuk mengetes keaslian sebuah daging sapi adalah dengan merendam daging di dalam air selama beberapa menit.

Apabila Moms melihat warna merah menjadi luntur, sudah dipastikan bahwa daging sapi tersebut adalah daging oplosan.

selain itu Daging sapi berwarna merah tua, sedangkan daging babi merah muda.

2. Tekstur Daging


Perbedaan daging sapi dan babi juga bisa dilihat dari teksturnya. Daging sapi memiliki tekstur yang padat dan solid dan ia tidak mudah direnggangkan dan cenderung kencang dan kaku.

Saat di pasar, Moms bisa mencoba untuk meraba permukaan daging untuk mengenali karakteristik daging tersebut.

Sementara itu, pada daging babi, ia memiliki tekstur yang lebih lunak, kenyal, dan mudah direnggangkan.

Moms akan dengan mudah melihat perbedaan tekstur ini saat menyentuhnya langsung.

Moms juga bisa mencoba untuk meregangkan daging babi. Jika daging terasa elastis, bisa dipastikan daging yang dijual bukanlah daging sapi.

3. Serat Daging

Serat daging sapi lebih tebal daripada serat daging babi, sehingga rendang/dendeng sapi lebih alot (lebih keras) daripada rendang/dendeng babi.


                                                                    Foto: majamojokerto.net

Moms juga bisa melihat perbedaan daging sapi dan babi dari serat yang ada. Daging sapi umumnya memiliki serat yang cenderung lebih kasar dan padat.

Tak hanya itu, garis serat pada daging sapi juga lebih jelas terlihat dan saat Moms merabanya, serat lebih terasa kasar dan kaku.

Sementara daging babi memiliki serat yang cenderung lebih halus dan merenggang.

Garis serat daging babi juga lebih samar jika Moms perhatikan. Saat diraba, serat daging babi juga cenderung lebih lembek.

4. Lemak


Keberadaan lemak pada daging juga bisa menjadi cara menemukan perbedaan daging sapi dan babi.

Daging sapi umumnya memiliki lemak yang lebih tebal dan kaku serta cenderung berbentuk. Tak hanya itu, lemak daging sapi tampak padat dan berserat.

Sementara itu, daging babi memiliki lemak yang cenderung lebih elastis dan terasa lunak.

Lemak dalam daging babi juga sangat basah dan ia sulit dihilangkan dari daging.

Lemak sapi berwarna putih, sedangkan lemak babi berwarna kuning krem atau putih tulang. 

Lemak sapi teksturnya padat dan mudah dipisahkan dari daging. Lemak babi basah, lengket, dan bergabung dengan daging, sehingga relatif sukar dipisahkan dari daging.

5. Aroma


                                          Foto: missvickie.com  

Perbedaan daging sapi dan babi juga bisa terasa dari aroma mereka. Tidak seperti warna, aroma daging akan lebih sulit untuk dipalsukan.

Jadi, saat daging terasa memiliki aroma yang tidak seperti biasanya, Moms jangan buru-buru membelinya.

Umumnya daging sapi memiliki aroma sapi yang khas dan Moms akan dengan mudah mengidentifikasi aroma daging sapi.

Sementara daging babi juga memiliki aroma yang khas dan ia memiliki bau yang lebih amis.

Daging babi juga sangat berbeda dengan aroma daging sapi, sehingga Moms harus membiasakan untuk mengenai perbedaan daging sapi dan babi dari aromanya.

selain itu Aroma daging sapi harum khas daging sapi, sedangkan aroma daging babi _wengur_ (eneg) khas daging babi. Aroma daging babi kombinasi antara apek (tengik), amis, dan pesing.

6. Harga

Selain dari ciri-ciri fisik, Moms juga bisa mengetahui perbedaan daging sapi dan babi melalui harga jualnya.

Umumnya, para oknum penjual daging oplosan akan menjual daging oplosan dengan harga yang relatif lebih murah dari harga daging sapi di pasaran.

Harga murah ini sengaja diberikan untuk menarik minat pembeli.

Jadi, sebelum membeli daging sapi, Moms harus tahu harga sapi terkini di pasaran.

Jika Moms menemukan daging yang dijual jauh lebih murah dari harga pasaran saat itu, Moms perlu mencurigainya.

Jangan sampai terkecoh dengan harga daging yang lebih murah ya Moms, terutama jika memiliki perbedaan harga yang cukup jauh.

Tak hanya itu, penjual daging oplosan biasanya berjualan di tempat gelap dan terpisah dari pedagang daging lainnya.

Ini dilakukan agar calon pembeli sulit membandingkan karakteristik daging asli dan oplosan.

Standar harga daging sapi sapi berkualitas baik dalam kondisi normal Rp 120.000,- sd. 130.000,- sedangkan harga daging babi sangat tergantung kualitasnya. Jika kualitas ‘bagus’ (lemak tipis) harganya hanya di kisaran Rp 75.000,- sd 90.000,-. Jika kualitas jelek, harganya hanya sekitar Rp 45.000,- sd. 55.000,- saja

7. Saat Dimasak



                                                Foto: Orami Photo Stock

Moms juga bisa mengetahui perbedaan daging sapi dan babi setelah dimasak. Umumnya paling mudah melihat perbedaan daging sapi dan babi setelah direbus.

Saat daging babi dimasak warnanya akan berubah menjadi cokelat muda pada bagian dalamnya.

Sebaliknya, daging sapi yang direbus, biasanya akan tetap terlihat merah pada bagian dalamnya yang belum matang.

Jadi, jika Moms adalah seorang muslim dan saat Moms tengah memasak dan menemukan warna daging sapi jadi cokelat, sebaiknya jangan diberikan kepada anggota keluarga.

8. Rasa

Kadang seseorang bisa saja tidak tahu jika ternyata daging yang dimakan bukan daging sapi, melainkan daging babi.

Jika sudah seperti ini, sudah terlanjur. Namun, saat memakannya, Moms juga bisa tetap mengenali perbedaan daging sapi dan babi melalui rasanya.

Ada banyak sekali olahan atau potongan untuk menamai daging babi dan sapi, jadi sebenarnya agak sulit untuk menentukan satu rasa dan tekstur umum untuk daging.

Bacon memiliki rasa yang sangat berbeda dari daging babi, sama seperti daging giling yang rasanya berbeda dari steak.

Secara umum, daging babi memiliki rasa yang lebih ringan daripada daging sapi.

Sementara itu, rasa daging sapi kuat dan hangat sehingga ia cocok jika diolah menjadi makanan pedas seperti rendang.


Cara membedakan MASAKAN yang menggunakan daging sapi dan daging babi:

1. Dari tulisannya
Kalo ada tulisan “Sedia menu babi”, berarti menggunakan bahan dari babi.

2. Dari aroma kuahnya
Masakan menggunakan daging sapi aromanya harum dan sedap. Jika menggunakan daging babi, aromanya tidak sedap.

3. Dari kuah masakannya
Jika menggunakan daging sapi, kuahnya bening dan encer. Jika menggunakan daging babi, maka kuahnya keruh, kental, dan sangat berminyak.

4. Dari uap masakannya
Jika menggunakan daging sapi, uapnya tipis dan naiknya relatif cepat. Kesannya seperti ringan. Jika menggunakan daging babi, uap masakannya sangat banyak, berkumpul di bawah, dan tidak mau naik. Kesannya seperti berat.


Itulah perbedaan daging sapi dan babi yang perlu Moms ketahui supaya tidak salah beli.

Selain itu, Moms juga perlu mempelajari betul perbedaan daging sapi dan babi dengan langsung mempraktikkan saat membelinya.

Atau jika ingin lebih aman, Moms bisa membeli daging sapi di supermarket dan bukan di pasar tradisional.


sumber

https://www.orami.co.id/magazine/perbedaan-daging-sapi-dan-babi/

https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/tips-penting-untuk-membedakan-daging-sapi-dan-daging-babi/



Jumat, 03 Desember 2021

MANFAAT PROBIOTIK PETERNAKAN UNTUK TERNAK SAPI

       



  “Dalam usaha peternakan hampir dua per tiga dari total biaya produksi terletak pada pakan. Banyak peternak terpaksa harus gulung tikar, karena meroketnya biaya pakan, yang tidak sebanding dengan hasilnya.  Untuk menyiasati hal itu  perlu dilakukan berbagai terobosan dalam pemberian pakan. Pakan ternak biasanya mempunyai kandungan energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak, protein, vitamin dan mineral. Sebagian peternak  belum mengenal atau menggunakan pakan ternak probiotik”

            Probiotik merupakan mikroorganisme tertentu yang ada dalam tubuh hewan dan akan menjamin pembentukan secara efektif organisme yang bermanfaat dalam tubuh inang (hewan) terutama sistem pencernaan karena mampu memperbaiki keseimbangan mikroflora usus. Probiotik mengandung bakteri menguntungkan yang dimasukkan kedalam pencernaan untuk  mendominasi bakteri yang menimbulkan penyakit  (patogen)  menurun. Probiotik dapat mengandung satu atau beberapa jenis mikroorganisme yang serupa (strain). Berbentuk  powder, tablet, padat berbentuk bulat (granula), serta seperti  campuran beberapa bahan yang lembek (pasta).

        Probiotik bekerja dengan cara menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi, merubah metabolisme  mikrobial dengan meningkatkan atau menurunkan aktivitas enzim, serta menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibodi atau aktifitas sel besar yang mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah yang sangat besar  (makrofag).

Tujuan Pemberian Probiotik

        Pemberian  probiotik bertujuan untuk memperbaiki kondisi saluran pencernaan dengan menekan reaksi pembentukan racun dan metabolit yang bersifat bahan yang dapat mendorong atau menyebabkan kanker  (karsinogenik), merangsang reaksi enzim yang dapat menetralisir senyawa beracun yang tertelan atau dihasilkan oleh saluran pencernaan, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk mencerna pakan dan memproduksi vitamin serta zat-zat yang tidak terpenuhi dalam pakan.

        Probiotik yang baik harus  efektif,  dengan memenuhi beberapa kriteria : memberi efek yang menguntungkan pada induk semang, tidak menyebabkan penyakit dan tidak beracun,  mengandung sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan hidup di dalam kegiatan metabolisme dalam usus, tetap hidup dalam kurun waktu penyimpanan yang lama dan kondisi  lapangan, mempunyai sifat sensor yang baik, dan yang pasti harus menguntungkan bagi peternak.

        Probiotik diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu kultur mikrobial hidup, sebagai contoh adalah probiotik starbio dan produk mikrobial fermentasi, contohnya adalah kulturyeast (Saccharomyces cerevisiae), Aspergilllus nigerA. oryzae dan Lactobacillus acidophilus. Pemberian probiotik diberikan  langsung  melalui mulut atau dicampur dengan pakan maupun air minum.

        Pada saat ternak mengalami stres, keseimbangan mikroorganisme di dalam saluran pencernaan menjadi terganggu. Sistem pertahanan tubuh menurun dan bakteri-bakteri patogen berkembang dengan cepat. Pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi mikroorganisme dalam sistem pencernaan ternak, sehingga bisa  meningkatkan  daya cerna bahan pakan dan menjaga kesehatan ternak. Disamping itu penggunaan probiotik memberikan beberapa keuntungan  lain diantaranya: memperbaiki laju pertumbuhan ternak,  memperbaiki penggunaan makanan, hal ini dicapai dengan peningkatan efisiensi dari proses pencernaan sebelumnya, meningkatkan produksi telur, dan memperbaiki kesehatan; yang  mencakup ketahanan terhadap infeksi penyakit lain oleh antagonisme langsung atau dengan stimulasi kekebalan. Beberapa penelitian menghasilkan bahwa penggunakan  probiotik pada ransum dapat meningkatkan produktivitas ayam ras pedaging dan petelur serta ayam kampung. Disamping itu bahwa penambahan probiotik dalam ransum ternak sapi Bali telah memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja mikroba rumen. 


sumber  http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/artikel/428-manfaat-probiotik-untuk-ternak

PENGENDALIAN PENYAKIT CACING MATA (THELAZIASIS) PADA TERNAK SAPI

       Salah satu penyakit yang menyerang ternak ruminansia adalah penyakit cacing mata atau Thelaziasis. Menurut Tjahajati dan Husniyati (2...