PENDAHULUAN
Apusan vagina atau vagina swab atau vaginal smear merupakan salah satu
metode untuk mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang
ditemukan pada apusan vagina. Hasil yang didapatkan dari pengamatan
tersebut dapat menentukan fase yang sedang dialami oleh hewan betina
yang diuji.
Metode ini didasarkan pada kenyataaan bahwa pada saat fase estrus,
sel-sel epithel vagina mengalami kornifikasi sebagai akibat dari kadar
estrogen yang tinggi.
Hewan yang ingin diketahui fase pada siklus estrusnya adalah hewan
betina yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Siklus estrus
merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang
berikutnya. Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu
proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
Banyak hewan yang memiliki daur estrus setahun sekali, disebut
monoestrus. Terdapat pada rusa, kijang, harimau, srigala, kucing hutan,
dan sebagainya. Ada pula yang memiliki daur beberapa kali dalam setahun,
disebut polyestrus.
Daur ini pada umumnya terdapat pada Rodentia dan hewan yang sudah
turun-temurun dipelihara, seperti kucing dan anjing. Anjing memiliki
daur 2-3 kali setahun, kucing bisa sampai 4 kali. Praktikum kali ini
menggunakan mencit (Mus musculus) karena mudah diamati, mudah didapat
dan siklus estrusnya hanya berlangsung dalam waktu singkat.
Pembuatan apus mukosa vagina dilakukan untuk mengamati tipe sel dari
masing-masing fase. Metode ini digunakan pada mamalia seperti mencit dan
juga pada manusia.
Pada manusia metode vagina smear ini sangat bermanfaat untuk mengetahui
apakah kondisi vagina jauh dari bakteri atau tidak ketika dilakukan
pengambilan lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa
sel-sel yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan bantuan
mikroskop. Sehingga vaginal smear ini merupakan salah satu metode yang
paling mudah untuk mengetahui kondisi kesehatan vagina pada manusia.
Tujuan
Tujuan Dari praktikum vaginal smear adalah untuk dapat melakukan
prosedur pembuatan preparat apus vagina, mengidentifikasi tipe-tipe sel
dalam preparat tersebut dan menemukan fase estrus pada hewan uji.
TINJAUAN PUSTAKA
Siklus Estrus
Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang terdapat pada hewan mamalia
betina dewasa bukan primata. Pada saat estrus hewan betina akan reseptif
terhadap hewan jantan, dan kopulasinya kemungkinan besar akan fertile.
Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus.
Panjang siklus estrus pada tikus dan mencit 4-5 hari. Siklus estrus
pada mencit dibagi dalam beberapa tahap yaitu, proestrus, estrus,
metestrus dan diestrus.
Siklus ini berdasarkan perubahan berkala pada ovarium, yang terdiri dari
2 fase, yaitu folikel dan lutein. Fase folikel merupakan fase
pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase lutein adalah fase
setelah ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai (Yatim, 1994).
Fase proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat.
Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase ini kandungan air pada
uterus meningkat dan mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar-
kelenjar endometrial mengalami hipertrofi.
Fase estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan
tikus tidak tenang, keluar lender dari dalam vulva, pada fase ini
pertumbuhan folikel meningkat dengan cepat, uterus mengalami
vaskularisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-sel
epitelnya mengalami akhir perkembangan/terjadi dengan cepat.
Fase metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi
dengan pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil
dan pengeluaran lender terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada
ukuran dan vaskularitas.
Fase diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus
luteum berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari
progesteron (hormon yang dihasilkandari corpus luteum) tampak dengan
jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan corpo
ralutea pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya.
Ciri-ciri dari fase siklus estrus tersebut adalah sebagai berikut :
- Proestrus : terdapat sel epitel biasa
- Estrus : terdapat sel menanduk (cornified)
- Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit
- Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit, kemudian juga sel epitel biasa (Yatim, 1994).
Karakteriskik Fase (Tahapan) Siklus Estrus pada Apusan Vagina mencit :
Tahapan Siklus
(Lama Tahapan)
|
Apusan Vagina
|
Ovarium
|
Uterus
|
Diestrus
(2 – 2, 5 hari)
|
E, L, Lendir
|
Folikel muda
|
Tipis
(kecil halus)
|
Proestrus
(12 jam)
|
E atau E, C
|
Folikel tumbuh
|
Menebal
(agak besar)
|
Estrus awal
(12 jam)
|
E, C++ atau C+++
|
Ovulasi
|
Glanduran
(bengkak)
|
Estrus akhir
(6 jam)
|
C+++
Cheesy, kering
|
Ovulasi
|
Glanduran
(bengkak)
|
Metestrus
(6 jam)
|
C, L atau E, C, L
|
Korpus luteum
|
Akan luruh
|
Keterangan :
E = Epitel berinti
C =
Sel epitel menanduk
L = Leukosit
Hormon Pengendali Siklus Estrus pada Mencit
Regulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara
hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel
telur. Interaksi antara uterus dengan sel-sel telur juga penting. PGF2
dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi corpus
luteum dan penghentian produksi progesteron.
Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus.
Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal,
konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan FSH dan LH
melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior
pituitary.
Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi
kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan
hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil
pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk
mempertahankan fungsi corpus luteum.
Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan
estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya
merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi
selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase
awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovari
(Anonim, 2008).
METODOLOGI
3.1 ALAT & BAHAN
- Mencit (Mus musculus) albino betina dan jantan
- Cotton bud
- Kaca obyek dan kaca penutup
- NaCL 0,9%
- Metylen blue 1%
- Mikroskop
- Spidol
3.2 CARA KERJA
Pengamatan Apusan vagina
- Membasahi cotton bud dengan NaCL 0,9%
- Mencit betina diambil, kemudian dipegang dengan tangan kiri, ibu dan telunjuk jari memegang tengkuknya atau leher dorsal. Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
- Usapkan cotton bud pada vagina mencit
- Oleskan cotton bud pada gelas obyek
- Metylen blue diteteskan dan dibiarkan kering (3-5 menit)
- Kelebihan metylen blue dibuang (diusap dengan tissue atau disiram air)
- Dibiarkan sampai kering
- Amati apusan vagina dengan mikroskop
- Tentukan tahap siklus reproduksi melalui gambar sitilogis apusan vagina
- Satukan mencit betina yang sudah siap kawin dengan mencit jantan
- dan dilihat sumbat vaginanya keesokan harinya
- Mencit betina diambil, kemudian dipegang dengan tangan kiri, ibu dan telunjuk jari memegang tengkuknya atau leher dorsal.
- Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
- Bagian vagina disemprotkan NaCl 0,9% menggunakan pipet yang tumpul,
kemudian dihisap 3 sampai 4 kali dengan hati-hati dan perlahan-lahan.
- Cairan pada pipet dari hasil penyemprotan/ pengisapan berwarna
keruh, kemudian diteteskan pada objek glass 1 sampai 2 tetes. Dibiarkan
sampai kering.
- Ditetesi dengan larutan pewarna metilen blue 1%. Dibiarkan 5-10 menit.
- Diamati di bawah mikroskop. Bila zat warna berlebih, dibilas dengan air dengan cara meneteskan air.
- Ditutup dengan glass penutup.
Pengamatan Sumbat Vagina Hamster
- Mencit betina yang sudah siap kawin disatukan dengan mencit jantan.
- Keesokan harinya (± 12 jam) mencit betina diambil, dipegang dengan
tangan kiri, kemudian tengkuknya atau leher dorsal dipegang dengan ibu
dan telunjuk jari. Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari
manis, dan kelingking.
- Diamati terjadinya sumbat vagina pada hamster tersebut.
- Untuk hal satu ini penting sekali mengetahui siklus estrus mencit tersebut, dari hasil pemeriksaan apusan vagina sebelumnya
HASIL
ANALISA DATA & PEMBAHASAN
4.1 ANALISA DATA
Tabel. Data Pengamatan
NO
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
FUNGSI PERLAKUAN
|
1
|
Cotton bud dibasahi NaCL 0.9% dan dioleskan pada vagina men cotton
budncit betina
|
Cotton bud terbasahi NaCL dan sel sel pada pagina mencit ikut terangkat
ketika pengoles
|
Cotton bud digunakan untuk mengambil apusan vagina agar bisa diusapkan di
gelas obyek.
Penambahan NaCL digunakan untuk mempertahankan bentuk sel karena NaCL
menggantikan cairan dalam sel
|
2
|
Cotton bud dioleskan pada gelas obyek dan ditetesi metylen blue 1 %
|
Apusan vagina pada gelas kaca terwarnai dengan adanya metylen blue
|
Metylen blue (bersifat basa) memberikan warna pada sel, cairan sel
bersifat asam sehingga metylen blue dapat mewarnai sel
|
3
|
Dikeringkan dan dibasuh dengan air kemudian diamati dengan mikroskop
|
Metylen blue terserap oleh sel,sehingga sel terwarnai dan dapat dilihat
dengan microskop
|
Fungsi dari pengeringan adalah agar dapat diamati jelas dengan mikroskop
|
4
|
Menentukan gambar sitologi apusan vagina dan menentukan tahap
reproduksinya
|
Tampak gambar sel epitel berinti, sel epitel menanduk dan lekosit, yang
jumlahnya dapat menentukan tahap reproduksi mencit
|
Penampakan sel-sel dalam apusan vagina dapat menentukan tahapan
reproduksi dari mencit
|
PEMBAHASAN
SIKLUS ESTRUS
Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus,
estrus, metestrus dan diestrus. Siklus ini dapat dengan mudah diamati
dengan melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang
dapat dideteksi dengan metode apusan vagina pewarnaan metylen blue.
Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan
–perubahan prilaku yag dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam
tubuhnya.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data bahwa mencit yang
dilakukan apusan vaginanya sedang berada pada tahapan diestrus.
Fase diestrus terjadi selama 2-2,5 hari dimana pada tahap ini terbentuk
folikel –folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa mengalami
pertumbuhan awal.
Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali
tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat
banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak
mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan
terdapat banyak lendir (Yatim, 1994).
Perubahan struktur epitel penyusun dinding vagina merupakan hasil
regulasi hormone reproduksi yang terjadi selama satu siklus estrus,
terutama hormon estrogen (Ahmad,2009)
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel de Graaf. Pada
apusan vagina akan terlihat sel –sel epitel yang berinti yang telah
mulai kehilangan inti (cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel –sel
cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti
secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru
belum terbentuk sempurna bahkan belum terbentuk inti.
Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir, selanjutnya
fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (Yatim, 1994).
Mencit yang mengalami fase estrus, pada preparat apusan vaginanya
terlihat ada banyak sel –sel epitel yang mengalami kornifikasi (sel
epitel menanduk). Pada tahap estrus, vagina mencit akan bengkak dan
berwarna merah.
Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal
dimana folikel sudah matang, sel –sel epitel sudah tidak berinti, dan
ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini
terjadi selama 12 jam. Tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang
hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi
kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap metestrus (Sagi,
1990).
Ciri- ciri dari siklus estrus itu sendiri pada mencit adalah pada fase
diestrus, vagina terbuka kecil dan jaringan berwarna ungu kebiruan dan
sangat lembut. Pada fase proestrus, jaringan vagina berwarna pink
kemerahan dan lembut.
Pada fase estrus, vagina mirip dengan pada saat fase proestrus, namun
jaringannya berwarna pink lebih terang dan agak kasar. Pada fase
metestrus 1, jaringan vagina kering dan pucat. Pada metestrus II, vagina
mirip metestrus 1 namun bibir vagina edematous (Hill, 2006).
Fase metestrus ditandai dengan adanya sel –sel leukosit dan sedikit sel
epitel menanduk pada preparat. Pada tahap metestrus ini, birahi pada
mencit mulai berhenti, aktifitasnya mulai tenang, dan mencit betina
sudah tidak reseptif pada jantan.
Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran paling kecil karena uterus
menciut. Pada ovarium yang korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat
sel –sel leukosit yang berfungsi menghancurkan dan memakan sel telur
tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam (Yatim, 1994).
B. SUMBAT VAGINA
Pengamatan sumbatan vagina pada mencit bertujuan untuk mengetahui masa
kehamilan pada mencit setelah terjadinya proses kopulasi antara mencit
jantan.
Mencit betina dikawinkan dengan mencit jantan secara alami dengan cara
menyatukan mencit betina dan mencit jantan dalam satu kandang dengan
perbandingan 1 betina 1 jantan. Setelah 24 jam diamati adanya sumbat
vagina (copulatory plug), yaitu sumbat kekuningan pada vagina yang
merupakan campuran sekret vesikula seminalis betina dengan ejakulat
jantan yang mengeras. Adanya sumbat pada vagina dihitung sebagai
kebuntingan hari ke nol.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan referensi yang di dapatkan, dapat
menyimpulkan bahwa :
- Mencit memiliki 4 fase pembiakan (estrus) yaitu proestrus, estrus, met-estrus dan di-estrus.
- Untuk mengetahui siklus itu dapat dilakukan apusan vagina (vagina swab)
- Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa mencit
betina mengalami perkawinan yang tepat pada fase estrus, akan tetapi
pada praktikum ini perkawinan yang terjadi pada mencit kurang tepat
karena mencit betina belum siap kawin sedangkan mencit jantan sudah siap
untuk kawin.
- Praktikum apusan vagina mencit ini mengamati fase-fase estrus pada
mencit. Mencit yang digunakan adalah mencit betina berumur kurang lebih 7
minggu. Fase birahi yang terjadi pada hewan betina atau sering disebut
dengan siklus estrus. Fase estrus dapat dibagi menjadi beberapa tahapan
yaitu, diestrus, proestrus, estrus dan metesrus.
- Adapun pengertian dari Monoestrus adalah hewan yang mengalami daur
estrus sekali setahun dan Polyestrus adalah hewan yang memiliki daur
beberapa kali setahun. Mencit memiliki masa estrus selama 4-5 hari.
Tahapan dari siklus estrus dapat ditentukan dengan melihat gambaran
sitology apusan vagina.
- Praktikum apusan vagina mencit ini yang dapat dilihat hanya siklus
estrus akhir dan metestrus. Ini dikarenakan mencit sudah memasuki tahap
estrus. Pada apusan vagina mencit yang dilakukan pertama kali terlihats
elepitel menanduk dengan bentuk seperti daun warnanya pudar, yang
menandakan mencit mengalami siklus estrus akhir. Pada apusan vagina mencit yang kedua hanya dapat terlihat leukosit, bentuknya bulat dengan warna yang cerah, disini mencit mengalami siklus metestrus, ini disebabkan mencit sudah melewati siklus estrus.
- Estrus merupakan klimaks fase folikel. Pada fase inilah, betina siap menerima jantan dan pada saat ini pula terjadi ovulasi. Fase metestrus diawali dengan penghentian fase estrus. Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini. Selain itu pada fase ini juga terjadi peristiwa dikenal sebagai metestrus bleeding.
Referensi
https://mydokterhewan.blogspot.com/2015/02/apusan-vagina-mencit-vagina-swab-dan.html