Rabu, 05 Januari 2022

PENGENDALIAN PENYAKIT CACING MATA (THELAZIASIS) PADA TERNAK SAPI

 


    Salah satu penyakit yang menyerang ternak ruminansia adalah penyakit cacing mata atau Thelaziasis. Menurut Tjahajati dan Husniyati (2012), Thelaziasis merupakan penyakit mata yang dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi kasus penyakit ini banyak dijumpai pada musim

    hujan, khususnya pada awal musim hujan karena populasi lalat rumah jumlahnya meningkat.

    Kerugian akibat penyakit Thelaziasis, antara lain adanya gangguan pertumbuhan badan, penurunan berat badan dan yang lebih fatal adalah kebutaan yang akhirnya menyebabkan kematian.

    Thelaziasis merupakan suatu penyakit cacing mata yang disebabkan oleh Thelazia sp. dan dapat menyerang berbagai jenis ternak yaitu sapi, kerbau, kuda, kambing, anjing, kucing, kelinci dan domba. Thelazia sp. yang banyak menyerang ternak sapi adalah T.rhodisii, T. glukosa dan T. Skrijabini (Tjahajati dan Husniyati, 2012).

    Infeksi cacing mata Thelazia sp. dapat terjadi pada salah satu mata atau kedua mata.Pada hari ke-3 atau ke-4 setelah infeksi oleh larva cacing dapat terjadi konjungtivitis ringandisertai lacrimasi. Pada perkembangan selanjutnya dapat mengakibatkan kongesti konjungtiva dan photobia. Bila keadaan ini dibiarkan dapat terjadi kekeruhan kornea mata, konjungtiva membengkak karena adanya penyumbatan duktus lakrimalis oleh nanah.

Gejala

  1. Hewan penderita nampak tidak tenang karena ada rasa sakit atau iritasi pada mata.
  2. Nafsu makan semakin menurun akibatnya hewan menjadi kurus dan nampak lemas.
  3. Adanya keluar mata yang berlebihan pada hewan penderita atau biasa disebut lakrimasi.
  4. Area konjungtiva mata pada hewan yang terserang thelazia, mengalami kemerahan.
  5. Pada stadium lanjut dapat terjadi keratitis ulserasi pada kornea dan akhirnya terjadi kebutaan.
  6. Perubahan patologis anatomi pada ternak yang terinfeksi thelaziasis, tidak ada yang khas kecuali adanya cacing mata dibawah membran niktitan atau ductus lacrimalis atau di dalam kantong konjungtiva, tergantung spesies cacing.
  7. Siklus hidup cacing mata /thelaziasi ini berawal dari stadium larva (mikrofilararia) yang terdapat dalam air mata sapi. Larva ini kemudian dihisap oleh vektor (lalat Musca sp), dalam tubuh vektor lalat tersebut larva thelazia mengalami perkembangan menjadi larva stadium kedua dan stadium ketiga (larva infektif). Larva infektif yang ada di tubuh lalat musca sp tersebut kemudian dipindahkan dan ditularkan ke mata sapi atau hewan lainnya, untuk selanjutnya berkembang menjadi larva stadium keempat dan kelima (dewasa). Cacing betina dewasa selanjutnya menghasilkan larva stadium pertama atau yang biasa disebut mikrofilaria.
  8. Untuk mendiagnosa penyakit Thelazia pada hewan ternak dilakukan dengan cara melihat gejala klinis yang timbul yaitu adanya cacing pada mata. Diagnosa juga dapat diteguhkan dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi cacing mata tersebut.

Pencegahan

    Untuk dapat mencegah atau mengurangi kerugian ekonomi akibat gangguan penyakit cacingan diharapkan pada peternak melakukan tindakan pencegahan dengan membiasakan memberi obat cacing pada hewannya walaupun ternaknya terlihat sehat mulai umur 4 bulan dan diulang setiap 4 bulan sekali. Tindakan ini akan memberikan peningkatan atau penjaminan terhadap status kesehatan hewan yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan populasi.

Pengobatana dan Pengendalian

    Pengobatan terhadap sapi yang menderita penyakit cacingan mata dengan pemberian obat-obatan anthelmentika dan meneteskan air tembakau pada mata yang terinfestasi cacing. Untuk sapi muda obat anthelmentika yang efektif adalah golongan piperasin, nemasol dan piranthel sedangkan sapi dewasa obat anthelmentika yang efektif adalah golongan brood spektrum seperti Albendazole, Mebendazole, osfendazole dll. Untuk mengilangkan iritasi pada mata pengobatan dikombinasikan dengan antibiotik golongan oxytetracyclin biak topikal atau tetes/salp mata maupun injeksi.

    Pengendalian penyakit cacing mata melakukan dengan pengendalian lalat melalui desinfrksi atau penyemprotan insektisida sistemik seperti neguvon, asuntol, bovinok dll pada tubuh sapi, kandang dan lingkungan. Disamping itu mengindari pembuangan sampah yang dapat mengundang lalat kekandang. Menjaga kesehatan sapi dan kebersihan kandang merupakan hal mutlak yang harus dilakukan dalam pengendalian penyakit cacing mata.

 

Sumber :

 http://duniaternak.com/upaya-pengendalian-penyakit-cacing-mata-pada-ternak-sapi/

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/95024/PENGENDALIAN-PENYAKIT-CACING-MATA-THELAZIASIS--PADA-TERNAK-SAPI/

 

Rabu, 29 Desember 2021

Freemartin Syndrome pada Sapi

 


            

    Freemartin syndrome merupakan kelainan genetiK yang sering ditemukan pada sapi,  dan kurang umum pada spesies lain. Freemartin adalah abnormalitas kembar jantan dan betina.  Kelahiran kembar pedet jantan dan betina pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami  abnormalitas yang disebut dengan freemartin. Abnormalitas ini terjadi pada fase organogenesis  (pembentukan organ dari embrio di dalam kandungan). Organ sapi betina freemartin tidak  berkembang (ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ jantan (glandula vesikularis).  Akibat Nya sapi betina tampak kejantanan, seperti tumbuh rambut kasar di sekitar vulva dan  pinggul ramping dengan hymen persisten serta sapi betina biasanya majir.  



    Testis dari fetus kembar yang jantan berkembang lebih dulu daripada ovarium dari  kawan kembar yang betina sehingga hormone androgen dihasilkan lebih dahulu. Sementara  itu, pada ternak sapi yang bunting kembar, selalu terjadi pertautan antara selaput fetus yang  satu dengan selaput fetus yang lain, disertai dengan adanya anastomosis (penyatuan) pembuluh 

    darah dari kedua fetus. Akibatnya terjadi percampuran darah antara kedua fetus jantan dan  betina, hormone androgen dari fetus jantan akan masuk ke dalam tubuh fetus betina. Hormone  jantan ini menghambat pertumbuhan alat kelamin betina sehingga alat kelamin betina tidak  tumbuh secara wajar, tetapi tetap kecil keadaanya sampai dewasa.  

    Vagina pendek, kecil dan pada ujung depannya buntu merupakan gejala klinis yang  paling sering terjadi di sapi muda freemartin. Tes panjang vagina (Vaginal-length) berguna  untuk mengidentifikasi freemartin: di sapi muda yang normal kurang dari satu bulan, panjang 

    vagina adalah 13-15 cm sementara pada sapi muda freemartins biasanya panjang hanya 5-8  cm. Pada sapi dewasa, panjang vagina yang normal adalah sekitar 30 cm, sedangkan di  freemartins dewasa itu hanya 8-10 cm. Gejala klinis lainnya adalah adanya rambut vulva  panjang dan kasar, vulva berukuran kecil, klitoris berkembang menjadi lebih besar sehingga  hewan saat urinasi menyembur ke atas, serviks tidak tumbuh secara normal, dan ukuran uterus  kecil seperti pita, sedangkan tuba falopi tidak teraba. Ovarium sangat kecil sehingga berupa  penebalan jaringan.  

    Kelainan freemartin biasanya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik (pengujian  melalui golongan darah atau karyotyping bisa dilakukan tetapi akan menjadi beban tambahan  biaya bagi peternak). Tes SCE juga telah digunakan untuk mendeteksi stabilitas genom pada manusia dan spesies hewan ternak utama seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.  Diagnosis freemartin dengan deteksi seks kromosom chimerism di 100 sel per hewan. Kurang  lebih 50 dan 35 sel per hewan diperiksa dari kultur normal (untuk mendeteksi aneuploid,  kerenggangan, kromatid patah, kromosom patah dan ber fragmen-fragmen) dan melakukan uji  SCE. Semua kepingan metaphase diamati di bawah mikroskop fluoresensi, yang diambil  dengan kamera, ditransfer ke PC dan kemudian diolah menggunakan software analisis  cytogeneticists. 

    Kejadian sapi freemartin merupakan cacat bawaan yang tidak dapat diobati. Jika  mendapatkan kelahiran dengan jenis kelamin berbeda, langkah yang sebaiknya diambil adalah  sapi dara yang lahir kembar bersama dengan sapi jantan harus dicurigai sebagai sapi steril dan  dilakukan identifikasi sedini mungkin untuk tidak memasukkannya dalam kelompok calon  indukan. Sapi betina ini bisa dilakukan penggemukan secara intensif untuk kemudian  dilakukan penyembelihan dan peternak tidak melakukan perkawinan terhadap sapi tersebut.  


source : http://news.unair.ac.id/2021/12/28/freemartin-syndrome-pada-sapi/

Selasa, 21 Desember 2021

KISTA OVARIUM

         Kista ovarium merupakan kondisi adanya kista yang berisi cairan pada ovarium. Ovarian cyst, cystic ovary, cystic ovarian degeneration, “cystic cows”, dan Cystic ovarian disease (COD) merupakan kejadian yang ditandai dengan ovarium yang membesar, keras dan folikel anovulasi. Kista ovarium merupakan salah satu penyebab utama efisiensi reproduksi yang buruk dan kerugian ekonomi dalam peternakan sapi. Efek negatif pada reproduksi sapi terdiri dari peningkatan interval waktu melahirkan ke fase estrus sehingga memperlambat hewan untuk kawin. Keadaan ini ditandai dengan folikel anovulatori permanen yang besar dalam ovarium akibat kontrol neuroendokrin yang tidak tepat pada jalur estrus ritmik dan ovulasi. Tidak adanya korpus luteum merupakan ciri khas terpenting kista ovarium. Kerusakan mekanisme neuroendokrin yang mengendalikan ovulasi 7 sehingga mengganggu siklus estrus. Kista merupakan salah satu kelainan yang dapat terjadi pada ovarium. Pada sapi, COD umumnya terjadi pada sapi perah namun dapat pula terjadi pada sapi pedaging betina (Brito dan Palmer, 2004; Naglis, 2019). Ada beberapa jenis kista yang bisa ditemukan di ovarium sapi yang bisa berdampak signifikan pada efisiensi reproduksi hewan yaitu kista folikel, kista luteal, dan corpora lutea kistik (Rosenberg, 2010).

 a. Kista Folikuler/Folikel

Gambar 3. Kista folikel pada ovarium (Karim et al, 2017)

        Kista ovarium folikuler adalah kista yang berkembang ketika satu atau lebih folikel gagal untuk berovulasi dan selanjutnya tidak mengalami regresi tetap mempertahankan pertumbuhan dan steroidogenesis. Kista ovarium didefinisikan sebagai struktur seperti folikel, ada pada satu atau kedua ovarium, dengan diameter minimal 2,5 cm selama minimal sepuluh hari tanpa adanya jaringan luteal (Vanholder et al, 2006). Sedangkan menurut Rosenberg (2010), kista folikel ovarium sebagai struktur folikel apa pun di ovarium jika tidak ada jaringan luteal, lebih besar dari ukuran folikel normal, yang bertahan untuk waktu yang lama dan mempengaruhi siklus estrus hewan. Kista folikel adalah struktur anovulatori sehingga selama kista tersebut bertahan, sapi akan tetap tidak subur. Kista folikel, jika dibandingkan dengan kondisi kistik ovarium lainnya, ditandai dengan dinding tipis dan menghasilkan progesteron dalam jumlah yang sangat sedikit. Terkadang, kondisi persisten dapat menyebabkan peningkatan kadar testosteron, menyebabkan beberapa sapi menunjukkan sifat agresif dan maskulin perilaku seksual. Salah satu penjelasan yang diajukan untuk perkembangan kista folikel adalah bahwa umpan balik positif dari estradiol pada pelepasan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) disusupi. Ini tidak akan mengganggu kemampuan kelenjar pituitari melepaskan hormon luteinizing (LH) pada hewan kistik, tetapi fungsi keseluruhan dari hipotalamus. Aksis hipofisis 8 ovarium akan diubah, dan lonjakan LH provulasi yang biasanya menginduksi ovulasi tidak terjadi. Pada hewan kistik, meskipun terjadi kegagalan ovulasi oleh pra-ovulasi. Lonjakan hormon perangsang folikel (FSH) akan terjadi, dan dalam kondisi rendah konsentrasi progesteron dan konsentrasi LH yang tinggi, akan menyebabkan folikel dominan tumbuh ke ukuran yang lebih besar. Folikel yang terlalu besar ini disebut kista folikel, yang berproduksi tinggi konsentrasi estradiol dan inhibin, menyebabkan keterlambatan penggantian folikel dan bertanggung jawab untuk kondisi kistik yang persisten.

b. Kista Luteal



Gambar 4. Kista luteal pada ovarium (Karim et al, 2017).

        Kista luteal adalah folikel matang yang gagal mengalami ovulasi namun mengalami luteinisasi oleh tingginya hormon LH. Karena berbeda tingkatan luteinisasi, kista luteal teraba lebih kenyal/tidak sepadat korpus luteum. Gejala yang ditimbulkan adalah terjadi anestrus. Pada pemeriksaan per rektal teraba ovarium berdiameter lebih dari 2,5 cm, biasanya ditemukan dalam jumlah tunggal, permukaan halus, dinding tebal, jika ditekan kenyal (Bearden et al, 2004). Dicitrakan secara ultrasonografi dengan rongga tengah anechoic dibatasi oleh dinding yang tampak jelas (2-5 mm) dari jaringan luteinized yang dicitrakan berada di luar permukaan ovarium (Kumar dan Purohit, 2009). Kista luteal terjadi saat sel dari kista folikel (granulosa dan teka) menjadi luteinisasi dan mulai memproduksi progesteron. Insiden kista luteal meningkat seiring bertambahnya usia dan paling sering menyerang sapi dengan produksi susu yang tinggi (Rosenberg, 2010).

sumber

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/5394/2/C024192006_skripsi%201-2.pdf





Sabtu, 04 Desember 2021

CARA MEMBEDAKAN DAGING BABI DAN SAPI

Belakangan ini, kerap marak oknum yang mencampur atau mengoplos daging sapi dengan daging babi. Oleh karena itu Moms wajib tahu perbedaan daging sapi dan babi. Dengan begini Moms bisa terhindar dari daging babi yang merupakan salah satu makanan yang dianggap haram bagi umat Islam.

Daging sapi adalah salah satu sumber protein dan mineral yang sangat baik untuk kesehatan.

Jika diolah dan disembelih dengan benar, daging sapi adalah makanan halal yang sangat lezat.

Daging merah seperti daging sapi juga kaya vitamin, mineral, antioksidan dan berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Daging yang banyak dijual di pasaran adalah daging sapi, kambing, hingga babi dan mereka biasanya diperjualbelikan secara terpisah.

Sayangnya, ada sajaoknum tidak bertanggung jawab yang mencoba mencari keuntungan dengan mencampur daging sapi dengan daging babi atau bahkan daging celeng.

Untuk itu, mengetahui perbedaan daging sapi dan babi mencegah Moms terjebak.

Jangan khawatir ya Moms, ada sejumlah cara untuk mengenali daging sapi dan babi.

Umumnya dua jenis daging ini serupa, tetapi jika memerhatikannya dengan saksama, Moms akan mengetahui sendiri perbedaan daging sapi dan babi.

Supaya Moms bisa lebih waspada, berikut ini adalah beberapa perbedaan daging sapi dan babi:

1. Warna



                                                Foto: Orami Photo Stock

Jika dilihat dari warna yang dimiliki, daging sapi umumnya memiliki warna yang merah tua yang segar.

Sementara itu, daging babi cenderung memiliki warna merah yang lebih pucat.

Jika diperhatikan lebih detail lagi, warna daging babi juga mirip dengan daging ayam.

Selain itu, oleh oknum pengoplos daging, biasanya mereka kerap merendam daging babi ke dalam darah sapi atau zat pewarna lainnya.

Jadi, untuk mengetes keaslian sebuah daging sapi adalah dengan merendam daging di dalam air selama beberapa menit.

Apabila Moms melihat warna merah menjadi luntur, sudah dipastikan bahwa daging sapi tersebut adalah daging oplosan.

selain itu Daging sapi berwarna merah tua, sedangkan daging babi merah muda.

2. Tekstur Daging


Perbedaan daging sapi dan babi juga bisa dilihat dari teksturnya. Daging sapi memiliki tekstur yang padat dan solid dan ia tidak mudah direnggangkan dan cenderung kencang dan kaku.

Saat di pasar, Moms bisa mencoba untuk meraba permukaan daging untuk mengenali karakteristik daging tersebut.

Sementara itu, pada daging babi, ia memiliki tekstur yang lebih lunak, kenyal, dan mudah direnggangkan.

Moms akan dengan mudah melihat perbedaan tekstur ini saat menyentuhnya langsung.

Moms juga bisa mencoba untuk meregangkan daging babi. Jika daging terasa elastis, bisa dipastikan daging yang dijual bukanlah daging sapi.

3. Serat Daging

Serat daging sapi lebih tebal daripada serat daging babi, sehingga rendang/dendeng sapi lebih alot (lebih keras) daripada rendang/dendeng babi.


                                                                    Foto: majamojokerto.net

Moms juga bisa melihat perbedaan daging sapi dan babi dari serat yang ada. Daging sapi umumnya memiliki serat yang cenderung lebih kasar dan padat.

Tak hanya itu, garis serat pada daging sapi juga lebih jelas terlihat dan saat Moms merabanya, serat lebih terasa kasar dan kaku.

Sementara daging babi memiliki serat yang cenderung lebih halus dan merenggang.

Garis serat daging babi juga lebih samar jika Moms perhatikan. Saat diraba, serat daging babi juga cenderung lebih lembek.

4. Lemak


Keberadaan lemak pada daging juga bisa menjadi cara menemukan perbedaan daging sapi dan babi.

Daging sapi umumnya memiliki lemak yang lebih tebal dan kaku serta cenderung berbentuk. Tak hanya itu, lemak daging sapi tampak padat dan berserat.

Sementara itu, daging babi memiliki lemak yang cenderung lebih elastis dan terasa lunak.

Lemak dalam daging babi juga sangat basah dan ia sulit dihilangkan dari daging.

Lemak sapi berwarna putih, sedangkan lemak babi berwarna kuning krem atau putih tulang. 

Lemak sapi teksturnya padat dan mudah dipisahkan dari daging. Lemak babi basah, lengket, dan bergabung dengan daging, sehingga relatif sukar dipisahkan dari daging.

5. Aroma


                                          Foto: missvickie.com  

Perbedaan daging sapi dan babi juga bisa terasa dari aroma mereka. Tidak seperti warna, aroma daging akan lebih sulit untuk dipalsukan.

Jadi, saat daging terasa memiliki aroma yang tidak seperti biasanya, Moms jangan buru-buru membelinya.

Umumnya daging sapi memiliki aroma sapi yang khas dan Moms akan dengan mudah mengidentifikasi aroma daging sapi.

Sementara daging babi juga memiliki aroma yang khas dan ia memiliki bau yang lebih amis.

Daging babi juga sangat berbeda dengan aroma daging sapi, sehingga Moms harus membiasakan untuk mengenai perbedaan daging sapi dan babi dari aromanya.

selain itu Aroma daging sapi harum khas daging sapi, sedangkan aroma daging babi _wengur_ (eneg) khas daging babi. Aroma daging babi kombinasi antara apek (tengik), amis, dan pesing.

6. Harga

Selain dari ciri-ciri fisik, Moms juga bisa mengetahui perbedaan daging sapi dan babi melalui harga jualnya.

Umumnya, para oknum penjual daging oplosan akan menjual daging oplosan dengan harga yang relatif lebih murah dari harga daging sapi di pasaran.

Harga murah ini sengaja diberikan untuk menarik minat pembeli.

Jadi, sebelum membeli daging sapi, Moms harus tahu harga sapi terkini di pasaran.

Jika Moms menemukan daging yang dijual jauh lebih murah dari harga pasaran saat itu, Moms perlu mencurigainya.

Jangan sampai terkecoh dengan harga daging yang lebih murah ya Moms, terutama jika memiliki perbedaan harga yang cukup jauh.

Tak hanya itu, penjual daging oplosan biasanya berjualan di tempat gelap dan terpisah dari pedagang daging lainnya.

Ini dilakukan agar calon pembeli sulit membandingkan karakteristik daging asli dan oplosan.

Standar harga daging sapi sapi berkualitas baik dalam kondisi normal Rp 120.000,- sd. 130.000,- sedangkan harga daging babi sangat tergantung kualitasnya. Jika kualitas ‘bagus’ (lemak tipis) harganya hanya di kisaran Rp 75.000,- sd 90.000,-. Jika kualitas jelek, harganya hanya sekitar Rp 45.000,- sd. 55.000,- saja

7. Saat Dimasak



                                                Foto: Orami Photo Stock

Moms juga bisa mengetahui perbedaan daging sapi dan babi setelah dimasak. Umumnya paling mudah melihat perbedaan daging sapi dan babi setelah direbus.

Saat daging babi dimasak warnanya akan berubah menjadi cokelat muda pada bagian dalamnya.

Sebaliknya, daging sapi yang direbus, biasanya akan tetap terlihat merah pada bagian dalamnya yang belum matang.

Jadi, jika Moms adalah seorang muslim dan saat Moms tengah memasak dan menemukan warna daging sapi jadi cokelat, sebaiknya jangan diberikan kepada anggota keluarga.

8. Rasa

Kadang seseorang bisa saja tidak tahu jika ternyata daging yang dimakan bukan daging sapi, melainkan daging babi.

Jika sudah seperti ini, sudah terlanjur. Namun, saat memakannya, Moms juga bisa tetap mengenali perbedaan daging sapi dan babi melalui rasanya.

Ada banyak sekali olahan atau potongan untuk menamai daging babi dan sapi, jadi sebenarnya agak sulit untuk menentukan satu rasa dan tekstur umum untuk daging.

Bacon memiliki rasa yang sangat berbeda dari daging babi, sama seperti daging giling yang rasanya berbeda dari steak.

Secara umum, daging babi memiliki rasa yang lebih ringan daripada daging sapi.

Sementara itu, rasa daging sapi kuat dan hangat sehingga ia cocok jika diolah menjadi makanan pedas seperti rendang.


Cara membedakan MASAKAN yang menggunakan daging sapi dan daging babi:

1. Dari tulisannya
Kalo ada tulisan “Sedia menu babi”, berarti menggunakan bahan dari babi.

2. Dari aroma kuahnya
Masakan menggunakan daging sapi aromanya harum dan sedap. Jika menggunakan daging babi, aromanya tidak sedap.

3. Dari kuah masakannya
Jika menggunakan daging sapi, kuahnya bening dan encer. Jika menggunakan daging babi, maka kuahnya keruh, kental, dan sangat berminyak.

4. Dari uap masakannya
Jika menggunakan daging sapi, uapnya tipis dan naiknya relatif cepat. Kesannya seperti ringan. Jika menggunakan daging babi, uap masakannya sangat banyak, berkumpul di bawah, dan tidak mau naik. Kesannya seperti berat.


Itulah perbedaan daging sapi dan babi yang perlu Moms ketahui supaya tidak salah beli.

Selain itu, Moms juga perlu mempelajari betul perbedaan daging sapi dan babi dengan langsung mempraktikkan saat membelinya.

Atau jika ingin lebih aman, Moms bisa membeli daging sapi di supermarket dan bukan di pasar tradisional.


sumber

https://www.orami.co.id/magazine/perbedaan-daging-sapi-dan-babi/

https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/tips-penting-untuk-membedakan-daging-sapi-dan-daging-babi/



Jumat, 03 Desember 2021

MANFAAT PROBIOTIK PETERNAKAN UNTUK TERNAK SAPI

       



  “Dalam usaha peternakan hampir dua per tiga dari total biaya produksi terletak pada pakan. Banyak peternak terpaksa harus gulung tikar, karena meroketnya biaya pakan, yang tidak sebanding dengan hasilnya.  Untuk menyiasati hal itu  perlu dilakukan berbagai terobosan dalam pemberian pakan. Pakan ternak biasanya mempunyai kandungan energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak, protein, vitamin dan mineral. Sebagian peternak  belum mengenal atau menggunakan pakan ternak probiotik”

            Probiotik merupakan mikroorganisme tertentu yang ada dalam tubuh hewan dan akan menjamin pembentukan secara efektif organisme yang bermanfaat dalam tubuh inang (hewan) terutama sistem pencernaan karena mampu memperbaiki keseimbangan mikroflora usus. Probiotik mengandung bakteri menguntungkan yang dimasukkan kedalam pencernaan untuk  mendominasi bakteri yang menimbulkan penyakit  (patogen)  menurun. Probiotik dapat mengandung satu atau beberapa jenis mikroorganisme yang serupa (strain). Berbentuk  powder, tablet, padat berbentuk bulat (granula), serta seperti  campuran beberapa bahan yang lembek (pasta).

        Probiotik bekerja dengan cara menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi, merubah metabolisme  mikrobial dengan meningkatkan atau menurunkan aktivitas enzim, serta menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibodi atau aktifitas sel besar yang mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah yang sangat besar  (makrofag).

Tujuan Pemberian Probiotik

        Pemberian  probiotik bertujuan untuk memperbaiki kondisi saluran pencernaan dengan menekan reaksi pembentukan racun dan metabolit yang bersifat bahan yang dapat mendorong atau menyebabkan kanker  (karsinogenik), merangsang reaksi enzim yang dapat menetralisir senyawa beracun yang tertelan atau dihasilkan oleh saluran pencernaan, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk mencerna pakan dan memproduksi vitamin serta zat-zat yang tidak terpenuhi dalam pakan.

        Probiotik yang baik harus  efektif,  dengan memenuhi beberapa kriteria : memberi efek yang menguntungkan pada induk semang, tidak menyebabkan penyakit dan tidak beracun,  mengandung sejumlah besar sel hidup, mampu bertahan hidup di dalam kegiatan metabolisme dalam usus, tetap hidup dalam kurun waktu penyimpanan yang lama dan kondisi  lapangan, mempunyai sifat sensor yang baik, dan yang pasti harus menguntungkan bagi peternak.

        Probiotik diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu kultur mikrobial hidup, sebagai contoh adalah probiotik starbio dan produk mikrobial fermentasi, contohnya adalah kulturyeast (Saccharomyces cerevisiae), Aspergilllus nigerA. oryzae dan Lactobacillus acidophilus. Pemberian probiotik diberikan  langsung  melalui mulut atau dicampur dengan pakan maupun air minum.

        Pada saat ternak mengalami stres, keseimbangan mikroorganisme di dalam saluran pencernaan menjadi terganggu. Sistem pertahanan tubuh menurun dan bakteri-bakteri patogen berkembang dengan cepat. Pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi mikroorganisme dalam sistem pencernaan ternak, sehingga bisa  meningkatkan  daya cerna bahan pakan dan menjaga kesehatan ternak. Disamping itu penggunaan probiotik memberikan beberapa keuntungan  lain diantaranya: memperbaiki laju pertumbuhan ternak,  memperbaiki penggunaan makanan, hal ini dicapai dengan peningkatan efisiensi dari proses pencernaan sebelumnya, meningkatkan produksi telur, dan memperbaiki kesehatan; yang  mencakup ketahanan terhadap infeksi penyakit lain oleh antagonisme langsung atau dengan stimulasi kekebalan. Beberapa penelitian menghasilkan bahwa penggunakan  probiotik pada ransum dapat meningkatkan produktivitas ayam ras pedaging dan petelur serta ayam kampung. Disamping itu bahwa penambahan probiotik dalam ransum ternak sapi Bali telah memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja mikroba rumen. 


sumber  http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/artikel/428-manfaat-probiotik-untuk-ternak

Selasa, 30 November 2021

Inilah 7 Jenis Makanan yang Berbahaya untuk Kucing

     Setiap pemilik kucing tentu ingin memberikan yang terbaik untuk peliharaannya itu, termasuk dalam hal makanan. Memberi makanan yang tepat dan bernutrisi dapat membantu kucing tumbuh sehat, kuat, dan terhindar dari penyakit.

    Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa makanan yang berbahaya untuk kucing dan sebaiknya jangan diberikan? Ya, makanan tertentu bisa saja mengandung bahan yang jika dikonsumsi kucing, dapat menimbulkan masalah kesehatan. Apa saja ya makanan yang dimaksud? Yuk, simak lebih lanjut!




Makanan yang Berbahaya untuk Kucing

Sesekali kamu mungkin tergoda untuk memberi sisa makanan di meja atau kulkas pada kucing. Namun, ingatlah bahwa makanan tertentu dapat berbahaya baginya. Berikut ini beberapa makanan yang berbahaya untuk kucing:

1.Bawang-bawangan

Bawang bombay, bawang putih, bawang merah, dan daun bawang dapat memicu kerusakan sel darah merah pada kucing dan menyebabkan anemia. Namun, bawang-bawangan biasanya beracun jika dimakan dalam jumlah banyak, termasuk yang pekat, seperti campuran sup bawang merah atau bubuk bawang putih.

2.Telur, Daging, dan Tulang Mentah

Sama seperti manusia, konsumsi telur atau daging mentah bisa menyebabkan keracunan bakteri salmonella atau E. coli pada kucing. Gejala penyakitnya bervariasi tetapi bisa termasuk muntah, diare, dan lesu. 

Sementara itu, telur mentah juga mengandung enzim yang dapat menyebabkan masalah kulit dan bulu. Cegah kucing agar tidak memakan tulang mentah juga, karena aia bisa tersedak, melukai saluran pencernaan, atau merusak giginya.

3.Cokelat dan Minuman Berkafein

Cokelat mengandung zat yang disebut methylantine theobromine, yang dapat menyebabkan muntah dan diare, suhu tubuh tinggi, tremor otot, irama jantung yang tidak normal, ketidaknyamanan perut, peningkatan rasa haus, dan kejang pada kucing. 

Kandungan ini juga ditemukan dalam minuman berkafein dan harus dihindari. Temui dokter hewan jika kucing mengalami salah satu dari gejala tersebut. Sebagai pedoman umum, cokelat yang lebih gelap lebih berbahaya daripada cokelat susu dan cokelat putih.

4.Alkohol dan Adonan Mentah

Minuman beralkohol dan makanan yang mengandung alkohol bisa berbahaya bagi kucing. Minuman ini bisa menyebabkan muntah, diare, tremor, disorientasi, kesulitan bernapas, koma, dan bahkan kematian. Penting juga untuk menjauhkan kucing dari adonan mentah, karena dapat menyebabkan perut kembung atau menghasilkan alkohol di perut. 

5.Susu dan Produk Susu

Meski kucing senang minum susu, minuman ini belum tentu baik untuknya. Kucing cenderung kesulitan mencerna laktosa dalam susu, yang bisa menyebabkan sakit perut atau diare. Sebagian besar kucing hanya terpapar laktosa dari susu induknya saat mereka masih kecil. 

Karena anak kucing hanya minum dari susu induknya selama beberapa minggu, sistem pencernaannya seringkali tidak dilengkapi untuk menangani pelepasan kembali laktosa. Jadi, meski beberapa kucing tidak mengalami kesulitan untuk mentolerir susu, mereka tidak disarankan untuk minum apapun kecuali susu ibunya saat masih kecil.

6.Anggur dan Kismis

Anggur dan kismis dalam jumlah kecil sekali pun dapat menyebabkan kucing sakit. Bahkan, pada beberapa kasus dapat menyebabkan perkembangan gagal ginjal. Dalam 12 jam setelah menelan, terkadang muntah terjadi. Tanda-tanda lain yang bisa muncul dalam 24 jam termasuk lesu, diare, nafsu makan berkurang, sakit perut, buang air kecil berkurang dan sakit perut.

7.Makanan Anjing

Pelihara anjing juga di rumah? Sebaiknya jangan berpikir untuk memberikan makanan anjing pada kucing kamu, ya. Meskipun makanan anjing tidak beracun, kucing membutuhkan nutrisi yang sangat berbeda dari anjing.

Makanan kucing harus mengandung banyak vitamin A, taurin, asam arakidonat dan protein, dan makanan anjing memiliki tingkat nutrisi yang jauh lebih rendah. Anjing dapat bertahan hidup dengan tingkat vitamin A dan protein yang lebih rendah, sedangkan kucing tidak bisa. 

Selain itu, anjing juga dapat menghasilkan asam taurin dan arakidonat, tetapi kucing harus mendapatkannya dari makanan. Tanpa jumlah taurin yang cukup, kucing dapat mengembangkan penyakit jantung, penglihatan, dan masalah gigi.

Itulah beberapa makanan yang berbahaya untuk kucing


SUMBER : https://www.halodoc.com/artikel/inilah-7-jenis-makanan-yang-berbahaya-untuk-kucing

Selasa, 18 Februari 2020

Swab Vagina Pada Mencit dan Tikus

PENDAHULUAN
Apusan vagina atau vagina swab atau vaginal smear merupakan salah satu metode untuk mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan vagina. Hasil yang didapatkan dari pengamatan tersebut dapat menentukan fase yang sedang dialami oleh hewan betina yang diuji. 
Metode ini didasarkan pada kenyataaan bahwa pada saat fase estrus, sel-sel epithel vagina mengalami kornifikasi sebagai akibat dari kadar estrogen yang tinggi.


Hewan yang ingin diketahui fase pada siklus estrusnya adalah hewan betina yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang berikutnya. Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
Banyak hewan yang memiliki daur estrus setahun sekali, disebut monoestrus. Terdapat pada rusa, kijang, harimau, srigala, kucing hutan, dan sebagainya. Ada pula yang memiliki daur beberapa kali dalam setahun, disebut polyestrus. 
Daur ini pada umumnya terdapat pada Rodentia dan hewan yang sudah turun-temurun dipelihara, seperti kucing dan anjing. Anjing memiliki daur 2-3 kali setahun, kucing bisa sampai 4 kali. Praktikum kali ini menggunakan mencit (Mus musculus) karena mudah diamati, mudah didapat dan siklus estrusnya hanya berlangsung dalam waktu singkat.
Pembuatan apus mukosa vagina dilakukan untuk mengamati tipe sel dari masing-masing fase. Metode ini digunakan pada mamalia seperti mencit dan juga pada manusia. 
Pada manusia metode vagina smear ini sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah kondisi vagina jauh dari bakteri atau tidak ketika dilakukan pengambilan lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa sel-sel yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan bantuan mikroskop. Sehingga vaginal smear ini merupakan salah satu metode yang paling mudah untuk mengetahui kondisi kesehatan vagina pada manusia.
Tujuan
Tujuan Dari praktikum vaginal smear adalah untuk dapat melakukan prosedur pembuatan preparat apus vagina, mengidentifikasi tipe-tipe sel dalam preparat tersebut dan menemukan fase estrus pada hewan uji.
TINJAUAN PUSTAKA
Siklus Estrus
Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang terdapat pada hewan mamalia betina dewasa bukan primata. Pada saat estrus hewan betina akan reseptif terhadap hewan jantan, dan kopulasinya kemungkinan besar akan fertile. 
Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Panjang  siklus estrus pada tikus dan mencit 4-5 hari. Siklus estrus pada mencit dibagi dalam beberapa tahap yaitu, proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. 
Siklus ini berdasarkan perubahan berkala pada ovarium, yang terdiri dari 2 fase, yaitu folikel dan lutein. Fase folikel merupakan fase pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase lutein adalah fase setelah ovulasi sampai ulangan berikutnya dimulai (Yatim, 1994).
Fase proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat. Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase ini kandungan air pada uterus meningkat dan mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar- kelenjar endometrial mengalami hipertrofi.

Fase estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus tidak tenang, keluar lender dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan folikel meningkat dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami akhir perkembangan/terjadi dengan cepat.
Fase metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya folikel, rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil dan pengeluaran lender terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan vaskularitas.
Fase diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus luteum berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron (hormon yang dihasilkandari corpus luteum) tampak dengan jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan corpo ralutea pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya.
 Ciri-ciri  dari fase siklus estrus tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Proestrus : terdapat sel epitel biasa
  2. Estrus : terdapat sel menanduk (cornified)
  3. Diestrus : terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit
  4. Matestrus (kalau ada) : terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit, kemudian juga sel epitel biasa (Yatim, 1994).


Karakteriskik Fase (Tahapan) Siklus Estrus pada Apusan Vagina mencit :
Tahapan Siklus
(Lama Tahapan)
Apusan Vagina
Ovarium
Uterus
Diestrus
(2 – 2, 5 hari)
E, L, Lendir
Folikel muda
Tipis
(kecil halus)
Proestrus
(12 jam)
E atau E, C
Folikel tumbuh
Menebal
(agak besar)
Estrus awal
(12 jam)
E, C++ atau C+++
Ovulasi
Glanduran
(bengkak)
Estrus akhir
(6 jam)
C+++
Cheesy, kering
Ovulasi
Glanduran
(bengkak)
Metestrus
(6 jam)
C, L atau E, C, L
Korpus luteum
Akan luruh

Keterangan :   
E = Epitel berinti
C = Sel epitel menanduk
L = Leukosit

Hormon Pengendali Siklus Estrus pada Mencit
Regulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel-sel telur juga penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi corpus luteum dan penghentian produksi progesteron. 
Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. 
Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. 
Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovari (Anonim, 2008).
METODOLOGI
3.1 ALAT & BAHAN
  1. Mencit (Mus musculus) albino betina dan jantan
  2. Cotton bud
  3. Kaca obyek dan kaca penutup
  4. NaCL 0,9%
  5. Metylen blue 1%
  6. Mikroskop
  7. Spidol 


3.2 CARA KERJA
Pengamatan Apusan vagina
  1. Membasahi cotton bud dengan NaCL 0,9%
  2. Mencit betina diambil, kemudian dipegang dengan tangan kiri, ibu dan telunjuk jari memegang tengkuknya atau leher dorsal. Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
  3. Usapkan cotton bud pada vagina mencit
  4. Oleskan cotton bud pada gelas obyek
  5. Metylen blue diteteskan dan dibiarkan kering (3-5 menit)
  6. Kelebihan metylen blue dibuang (diusap dengan tissue atau disiram air)
  7. Dibiarkan sampai kering
  8. Amati apusan vagina dengan mikroskop
  9. Tentukan tahap siklus reproduksi melalui gambar sitilogis apusan vagina
  10. Satukan mencit betina yang sudah siap kawin dengan mencit jantan
  11. dan dilihat sumbat vaginanya keesokan harinya


Metode lain
  1. Mencit betina diambil, kemudian dipegang dengan tangan kiri, ibu dan telunjuk jari memegang tengkuknya atau leher dorsal.
  2. Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
  3. Bagian vagina disemprotkan NaCl 0,9% menggunakan pipet yang tumpul, kemudian dihisap 3 sampai 4 kali dengan hati-hati dan perlahan-lahan.
  4. Cairan pada pipet dari hasil penyemprotan/ pengisapan berwarna keruh, kemudian diteteskan pada objek glass 1 sampai 2 tetes. Dibiarkan sampai kering.
  5. Ditetesi dengan larutan pewarna metilen blue 1%. Dibiarkan 5-10 menit.
  6. Diamati di bawah mikroskop. Bila zat warna berlebih, dibilas dengan air dengan cara meneteskan air.
  7. Ditutup dengan glass penutup.

Pengamatan Sumbat Vagina Hamster
  1. Mencit betina yang sudah siap kawin disatukan dengan mencit jantan.
  2. Keesokan harinya (± 12 jam) mencit betina diambil, dipegang dengan tangan kiri, kemudian tengkuknya atau leher dorsal dipegang dengan ibu dan telunjuk jari.  Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
  3. Diamati terjadinya sumbat vagina pada hamster tersebut.
  4. Untuk hal satu ini penting sekali mengetahui siklus estrus mencit tersebut, dari hasil pemeriksaan apusan vagina sebelumnya







HASIL



ANALISA DATA & PEMBAHASAN
4.1 ANALISA DATA
Tabel. Data Pengamatan
NO
PERLAKUAN
PENGAMATAN
FUNGSI PERLAKUAN
1
Cotton bud dibasahi NaCL 0.9% dan dioleskan pada vagina men cotton budncit betina
Cotton bud terbasahi NaCL dan sel sel pada pagina mencit ikut terangkat ketika pengoles
Cotton bud digunakan untuk mengambil apusan vagina agar bisa diusapkan di gelas obyek.
Penambahan NaCL digunakan untuk mempertahankan bentuk sel karena NaCL menggantikan cairan dalam sel
2
Cotton bud dioleskan pada gelas obyek dan ditetesi metylen blue 1 %
Apusan vagina pada gelas kaca terwarnai dengan adanya metylen blue
Metylen blue (bersifat basa) memberikan warna pada sel, cairan sel bersifat asam sehingga metylen blue dapat mewarnai sel
3
Dikeringkan dan dibasuh dengan air kemudian diamati dengan mikroskop
Metylen blue terserap oleh sel,sehingga sel terwarnai dan dapat dilihat dengan microskop
Fungsi dari pengeringan adalah agar dapat diamati jelas dengan mikroskop
4
Menentukan gambar sitologi apusan vagina dan menentukan tahap reproduksinya
Tampak gambar sel epitel berinti, sel epitel menanduk dan lekosit, yang jumlahnya dapat menentukan tahap reproduksi mencit
Penampakan sel-sel dalam apusan vagina dapat menentukan tahapan reproduksi dari mencit
PEMBAHASAN


SIKLUS ESTRUS
Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang dapat dideteksi dengan metode apusan vagina pewarnaan metylen blue.  Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan –perubahan prilaku yag dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. 
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data bahwa mencit yang dilakukan apusan vaginanya sedang berada pada tahapan diestrus. 
Fase diestrus terjadi selama 2-2,5 hari dimana pada tahap ini terbentuk folikel –folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa mengalami pertumbuhan awal. 
Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (Yatim, 1994).
Perubahan struktur epitel penyusun dinding vagina merupakan hasil regulasi hormone reproduksi yang terjadi selama satu siklus estrus, terutama hormon estrogen (Ahmad,2009)
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel de Graaf. Pada apusan vagina akan terlihat sel –sel epitel yang berinti yang telah mulai kehilangan inti (cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel –sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempurna bahkan belum terbentuk inti. 
Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir, selanjutnya fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (Yatim, 1994).
Mencit yang mengalami fase estrus, pada preparat apusan vaginanya terlihat ada banyak sel –sel epitel yang mengalami kornifikasi (sel epitel menanduk). Pada tahap estrus, vagina mencit akan bengkak dan berwarna merah. 
Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel –sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap metestrus (Sagi, 1990).
Ciri- ciri dari siklus estrus itu sendiri pada mencit adalah pada fase diestrus, vagina terbuka kecil dan jaringan berwarna ungu kebiruan dan sangat lembut. Pada fase proestrus, jaringan vagina berwarna pink kemerahan dan lembut. 
Pada fase estrus, vagina mirip dengan pada saat fase proestrus, namun jaringannya berwarna pink lebih terang dan agak kasar. Pada fase metestrus 1, jaringan vagina kering dan pucat. Pada metestrus II, vagina mirip metestrus 1 namun bibir vagina edematous (Hill, 2006).
Fase metestrus ditandai dengan adanya sel –sel leukosit dan sedikit sel epitel menanduk pada preparat. Pada tahap metestrus ini, birahi pada mencit mulai berhenti, aktifitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. 
Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium yang korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel –sel leukosit yang berfungsi menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam (Yatim, 1994).
B. SUMBAT VAGINA
Pengamatan sumbatan vagina pada mencit bertujuan untuk mengetahui masa kehamilan pada mencit setelah terjadinya proses kopulasi antara mencit jantan. 
Mencit betina dikawinkan dengan mencit jantan secara alami dengan cara menyatukan mencit betina dan mencit jantan dalam satu kandang dengan perbandingan 1 betina 1 jantan. Setelah 24 jam diamati adanya sumbat vagina (copulatory plug), yaitu sumbat kekuningan pada vagina yang merupakan campuran sekret vesikula seminalis betina dengan ejakulat jantan yang mengeras. Adanya sumbat pada vagina dihitung sebagai kebuntingan hari ke nol.




KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan referensi yang di dapatkan, dapat
menyimpulkan bahwa :
  1. Mencit memiliki 4 fase pembiakan (estrus) yaitu proestrus, estrus, met-estrus dan di-estrus.
  2. Untuk mengetahui siklus itu dapat dilakukan apusan vagina (vagina swab)
  3. Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa mencit betina mengalami perkawinan yang tepat pada fase estrus, akan tetapi pada praktikum ini perkawinan yang terjadi pada mencit kurang tepat karena mencit betina belum siap kawin sedangkan mencit jantan sudah siap untuk kawin.
  4. Praktikum apusan vagina mencit ini mengamati fase-fase estrus pada mencit. Mencit yang digunakan adalah mencit betina berumur kurang lebih 7 minggu. Fase birahi yang terjadi pada hewan betina atau sering disebut dengan siklus estrus. Fase estrus dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu, diestrus, proestrus, estrus dan metesrus. 
  5. Adapun pengertian dari Monoestrus adalah hewan yang mengalami daur estrus sekali setahun dan Polyestrus adalah hewan yang memiliki daur beberapa kali setahun. Mencit memiliki masa estrus selama 4-5 hari. Tahapan dari siklus estrus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitology apusan vagina.
  6. Praktikum apusan vagina mencit ini yang dapat dilihat hanya siklus estrus akhir dan metestrus. Ini dikarenakan mencit sudah memasuki tahap estrus. Pada apusan vagina mencit yang dilakukan pertama kali terlihats elepitel menanduk dengan bentuk seperti daun warnanya pudar, yang menandakan mencit mengalami siklus estrus akhir. Pada apusan vagina mencit yang kedua hanya dapat terlihat leukosit, bentuknya bulat dengan warna yang cerah, disini mencit mengalami siklus metestrus, ini disebabkan mencit sudah melewati siklus estrus. 
  7. Estrus merupakan klimaks fase folikel. Pada fase inilah, betina siap menerima jantan dan pada saat ini pula terjadi ovulasi. Fase metestrus diawali dengan penghentian fase estrus. Umumnya pada fase ini merupakan fase terbentuknya corpus luteum sehingga ovulasi terjadi selama fase ini. Selain itu pada fase ini juga terjadi peristiwa dikenal sebagai metestrus bleeding.
Referensi
 
https://mydokterhewan.blogspot.com/2015/02/apusan-vagina-mencit-vagina-swab-dan.html 
 

PENGENDALIAN PENYAKIT CACING MATA (THELAZIASIS) PADA TERNAK SAPI

       Salah satu penyakit yang menyerang ternak ruminansia adalah penyakit cacing mata atau Thelaziasis. Menurut Tjahajati dan Husniyati (2...